Senin, 19 Agustus 2019

solusi melupakan seseorang yang pernah hadir


TRUE STORY
20 AGUSTUS 2019

Hallo saya anis,
Welcome back to my Dear Deary ...

Semakin ingin melupakan semakin susah melepaskan, bener gak sih wkwkwk :v siapa nih yang pernah atau jangan- jangan sekarang lagi diam- diam suka sama doi. Pasti yah kalian tuh ingin ungkapkan kepada seseorang namun sampai detik ini belum juga tersampaikan. Entah itu kepada doinya langsung atau sekedar curhat ke sahabat sendiri pasti susahnya kebangetan. Oke ini bukan bahas soal diam-diam suka yah tapi salah satu cara agar kita bisa lepas dari doi yang suka nempel dipikiran kayak cicak ajah nempel wkwkwk..
Awalnya sih gampang pasti lupainnya sebulan, duabulan atau bertahunan berhasil lupain dia. Tapi yah namanya juga pernah ngisi dalam masa kita suka maupun duka pasti bakalan keinget lagi deh. Apalagi pas moment seperti saat aktifitas atau semacamnya yang biasanya bareng dia eh sekarang bareng dengan orang lain hahaha terlintas lagi deh dia yang sudah lama kita lupakan jadi keinget sampe mimpi wkwkw :v jangan sampe yah karna ingat kita udah sama yang sekarang coba liat dia! Dia sudah mengisi masa depanmu dengan susah payah jadi usahalah untuk melupakan doi yang lain J
Melupakan seseorang yang pernah ada di hati memang gak mudah. Ini hanya bagi kaum hawa ajah yah wkwkw bedalagi sama si kaum adam heehhe. Ini nih beberapa cara yang pernah aku baca di google kataku sih lumayan ampuh buat kalian.
Pahami bahwa melupakan itu butuh proses Jangan terlalu sering melamun sendirian Jangan menghubungi dia lagi tentunya.

Apapun alasannya harus usahakan berhenti hubungi si doi! Jangan cari cara untuk men-chating doi meski hanya menanyai kabar sih hehe dengan melakukan itu akan lebih mudah melupakannya. Sebab kita gak akan tau menau tentang dia hidupnya maupun sosmednya hahah pergi jauh sana J

Jangan membenci dia kalian harus ikhlas menerima keadaan
Setelah apa yang terjadi ke kalian, sebaiknya kalian tidak menyalahkan siapapun. Anggaplah semua itu sebagai alur cinta kehidupan kalian so guys itu hanya bagiannya saja.
Harus mencoba ikhlas walapun pada akhirnya dia yang kalian cintai diam-diam harus dimiliki orang lainL. Harus rela yah guys jangan sedih mulu dan gak usah benci atau mendendam kepadanya, itu hanya akan merunyamkan masalah yang ada. Dia juga adalah sosok yang pernah mengisi hidup kalian dengan berbagai macam kisah romansa maupun kenangan yang tak terlupakan wkwkw setidaknya kita harus bisa hargai dia yah..
Dan benar saja kalian juga perlu menyadari bahwa tidak semua hal yang kalian inginkan di dunia ini bisa didapatkan. Jadi, harus sukarela yah
Berhenti stalking tentang si dia
Jika kalian bener- bener ingin lupain dia please jangan stalking dong, percuma nantinya. Coba deh kalian berhenti mencari tahu segala hal tentang dia. Berhenti stalking sosial medianya, mulai dari facebook hingga instagram lebih baik unfollow ya! Tapi menurutku cara ini buat kepikiran juga dong wkwkw soalnya apa tanpa liat dia kek apa sekarang pasti akan buat kita kepikiran sampe pingin liat lagi wkwkw J ada benernya juga sih jika semisal kalian masih terus- menerus kepo dan menstalking dia, maka kalian akan semakin susah lupa bahkan berpotensi mengalami sakit hati, oke stop ajah hahhahah:v
Ambil hikmahnya
Setelah apa yang terjadi kita pikirkan secara matang dan luas yah, mungkin saja ada banyak hikmah yang harus kalian pelajari dikisah kali itu dengan dia dan hindari lagi cinta diam- diam itu karna sangat gak enak endingnya wkwkwk

Maaf ya guys ini saya juga baru belajar hihi ada salah kata mohon dimaafkan dan dimaklumi J

Kamis, 18 Oktober 2018

Sinopsis dan resensi Larasati (Pramoedya Ananta Toer)



Sinopsis dan resensi Larasati (Pramoedya Ananta Toer)

LARASATI – sebuah roman revolusi semasa perjuangan bersenjata 1945-1950. Kisah tentang pemuda-pemuda Indonesia yang rela membaktikan jiwa raga demi proklamasi kemerdekaan, kisah-kisah tentang para pahlawan sejati dan pahlawan munafik, pertarungan di daerah republik dan daerah pendudukan Belanda – antara yang setia dan yang menyeberang, antara uang ORI dan uang Nica, dengan wanita sebagai tokoh utama – bintang film tenar yang dengan caranya sendiri memberikan diri dan segalanya untuk kemenangan revolusi. Potret revolusi semasa yang menghidupkan kembali sepenggal sejarah di tahun-tahun awal proklamasi kemerdekaan, sebuah potret jujur gaya Pramoedya tentang kebesaran dan kekerdilan, kekuatan dan kelemahan revolusi. Sebuah fiksi yang menghanyutkan kita seakan menghayati kembali suatu dokumentasi non fiksi Indonesia semasa romantika pertempuran berkecamuk di “jaman bersiap!”
“Kalau mati, dengan berani; kalau hidup dengan berani ; kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya bangsa asing bisa jajah kita.”
Suatu roman karya Alm.Pram yang menceritakan pergolakan revolusi di Indonesia setelah pascaproklamasi. Larasati yang merupakan seorang bintang film di jaman itu mencoba menjadi bagian dari revolusi itu. Ia mengawali revolusi sejak perpindahannya dari pendalaman Yogya, menuju ke pendudukan Jakarta. Selama perjalanan, ia melihat begitu besarnya semangat revolusi dalam diri pemuda. Sebuah selendang merah pun diberikan kepadanya dalam perjalanannya ke Jakarta. Selendang yang ia sendiri anggap sebagai bukti semangat revolusi dalam diri pemuda.
Larasati digambarkan sebagai sosok wanita yang keras, dan tak kenal kompromi. Sampai pada waktunya ia dibawa untuk melihat suasana di dalam penjara. Begitu pilunya suasana di dalam penjara tersebut, tak ada belas kasihan bagi mereka yang melawan.
Dalam perjuangan revolusinya, Larasati bertemu Martabat, seorang supir/opsir yang dipekerjakan secara paksa oleh NICA. Martabat yang membawa Larasati kembali bertemu dengan ibunya Lasmidjah. Bersama ibunya, Larasati menghadapi suasana peperangan di kampung halamannya sendiri. Setiap malam selalu saja ada ketakutan, selalu aja ada suara tembakan yang menghantui.
Suatu hari seorang Arab datang untuk menemui Larasati. Jarsam namanya. Ia meminta Larasati untuk menjadi penyanyi di grup gambusnya. Larasati sendiri menolak ajakan tersebut. Akibat dari penolakan tersebut, Jarsam pun menahan Lasmidjah di rumahnya yang mewah.
Setahun berlalu sejak terakhir kalinya Larasati bertemu dengan ibunya. Dalam suatu hari perjalanannya yang tak tentu arahnya, ia bertemu dengan seorang teman lamanya, seorang pengarang, Chaidir namanya. Chaidir sendiri beranggapan bahwa revolusi sudah tercemar akibat ulah para pemimpin. Tak lama setelah Larasati menemui Chaidir, Jarsam memaksa Larasati untuk tinggal di rumahnya. Perjuangan revolusi Larasati sepertinya sudah menemui jalan buntu. Ia tidak diizinkan keluar rumah oleh Jarsam, sampai-sampai pada suatu saat ia mendengar bahwa Chaidir telah meninggal. Baginya revolusi seperti sudah tidak ada ketika mendengar kabar tersebut.
Dan perjuangan revolusi pun pada akhirnya membuahkan hasil beberapa tahun kemudian. Larasati pun hidup dalam kemenangan revolusi itu bersama pria yang dicintainya yakni Oding.        
“Apa gunanya berbohong di dunia ini? Kalau yang benar harus dinamai bohong, dimana tempat kebohongan kemudian di dalam hidup manusia ini?” ( Larasati – hal.40 )
“Hanya angkatan tua yang korup dan mengajak korup! Angkatan muda membuat revolusi ” (Larasati – hal.46 )
“Pemuda itu sedang melahirkan sejarah” ( Orang tua cacat di kereta – hal.26 )
“Mengapa dunia ini begini penuh iga manusia busuk? Hanya karena mau hidup lebih sejathera daripada yang lain? Apakah kesejatheraan hidup sama dengan kebusukan buat orang lain? Alangkah sia-sia pendidikan orang tua kalau demikian. Alangkah sia-sia pendidikan agama. Alangkah sia-sia guru dan sekolah-sekolah ( Larassati – hal.48 )
“Nona, malam ini aku kalah” ( Ma’in pemimpin pemuda – hal.107 )
“Kalau mati, dengan berani; kalau hidup dengan berani ; kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya bangsa asing bisa jajah kita.” ( Ma’in pemimpin pemuda – hal.121 )
Kau mesti belajar menjawab pekik Merdeka, Tabat, biarpun perlahan.” ( Larasati – hal.126 )
“Biar segala-galanya terjadi sekarang. Kita adalah pemenang. Kitalah yang menghaki semua-semuanya.” ( Oding – hal.178 )

solusi melupakan seseorang yang pernah hadir

TRUE STORY 20 AGUSTUS 2019 Hallo saya anis, Welcome back to my Dear Deary ... Semakin ingin melupakan semakin susah melepask...